Harimau Siberia (
Panthera tigris altaica) adalah
subspesies langka
harimau (
P. tigris). Jenis harimau ini juga dikenal dengan nama
Harimau Amur,
Harimau Korea,
Harimau Manchuria, atau
Harimau Cina Utara. Habitatnya berada di wilayah
Amur di
Timur Jauh dan berstatus dilindungi. Harimau Siberia dianggap sebagai subspesies terbesar dari enam subspesies harimau. Harimau Siberia adalah hewan yang terancam punah.
Merak Biru atau
Merak India, yang dalam nama ilmiahnya
Pavo cristatus adalah salah satu dari tiga spesies
merak. Merak Biru mempunyai
bulu berwarna biru gelap mengilap. Burung jantan dewasa berukuran besar, panjangnya dapat mencapai 230 cm, dengan penutup
ekor yang sangat panjang berwarna hijau metalik. Di atas kepalanya terdapat jambul tegak biru membentuk kipas. Populasi Merak Biru tersebar di
hutan terbuka dengan padang rumput di
India,
Pakistan,
Sri Lanka,
Nepal dan
Bhutan. Sebelumnya spesies ini ditemukan juga di
Bangladesh, namun sekarang kemungkinan besar telah punah di sana.
Burung Hantu adalah kelompok burung yang merupakan anggota
ordo Strigiformes. Burung ini termasuk golongan burung buas (
karnivora, pemakan daging) dan merupakan hewan malam (
nokturnal). Seluruhnya, terdapat sekitar 222
spesies yang telah diketahui, yang menyebar di seluruh dunia kecuali
Antarktika, sebagian besar
Tanah Hijau, dan beberapa pulau-pulau terpencil. Di dunia barat, hewan ini dianggap simbol kebijaksanaan, tetapi di Indonesia dianggap pembawa pratanda maut.
Nasar Raja adalah spesies
burung nasar yang hidup di
Amerika Tengah dan
Amerika Selatan. Spesies ini hidup di hutan tropis dataran rendah di
Meksiko selatan sampai
Argentina utara. Burung ini berukuran besar dan sebagian besar tubuhnya berwarna
putih, dengan bulu-bulu punggung,
sayap dan
ekor berwarna
abu-abu atau
hitam.
Kepala dan
lehernya botak, dengan warna kulit berubah-ubah, termasuk
kuning,
jingga,
biru,
ungu, dan
merah. Burung ini memiliki
gelambir kuning yang sangat kelihatan menyolok pada
paruhnya. Spesies burung ini merupakan
burung pemakan bangkai dan sering menjadi burung pertama yang mendatangi
bangkai segar. Burung ini dapat bertahan hidup sampai dengan 30 tahun dalam penangkaran. Selain itu, burung ini juga merupakan figur populer dalam naskah kuno
peradaban Maya, dan juga dalam cerita rakyat dan pengobatan penduduk setempat. Meskipun mereka didaftarkan sebagai spesies beresiko rendah oleh
IUCN, jumlah mereka terus berkurang, terutama akibat kehilangan habitat.
Agama adalah sebuah
genus kadal pemakan serangga. Genus agama terdiri dari sedikitnya 31
spesies yang tersebar di seluruh
Afrika. Salah satu spesiesnya adalah agama batu kepala merah (
Agama agama), yang habitatnya tersebar di seluruh wilayah sub-Sahara. Warnanya coklat tua di waktu malam, tetapi setelah subuh, warna dari jantan akan berubah, badannya akan menjadi biru muda, kepala dan ekor oranye muda. Warna ini dapat berubah tergantung mood dari si jantan. Contohnya jika agama jantan berkelahi, kepalanya akan berubah coklat dan bintik putih muncul di badan.
Angsa Putih (
Cygnus olor adalah bagian
Eurasia dari keluarga
bebek,
angsa dan
itik Anatidae. Baik
cygnus dan
olor berarti "angsa", dalam
bahasa Yunani Kuno dan
bahasa Latin). Angsa Putih adalah salah satu spesies yang dilindungi oleh
Agreement on the Conservation of African-Eurasian Migratory Waterbirds (
AEWA) dan
Konvensi Ramsar tahun
1972. Akan tetapi angka populasinya berfluktuasi dikarenakan
polusi, pencemaran
timbal, pembangunan menara, kabel-kabel, dan hilangnya habitat karena pembangunan.
Arwana Asia (
Scleropages formosus), adalah salah satu
spesies ikan air tawar dari
Asia Tenggara. Ikan ini memiliki badan yang panjang; sirip dubur terletak jauh di belakang badan. Arwana Asia umumnya memiliki warna keperak-perakan. Arwana Asia juga disebut "Ikan Naga" karena sering dihubung-hubungkan dengan
naga dari
Mitologi Tionghoa. Spesies ini termasuk jenis spesies langka yang masuk
red list IUCN tahun
2004.
Lumba-lumba hidung botol (
Tursiops truncatus) adalah spesies
lumba-lumba yang paling umum dan paling dikenal orang. Habitatnya berada di perairan hangat di seluruh dunia dan dapat ditemui di hampir seluruh perairan kecuali
Samudra Arktik dan
Samudra Selatan. Lumba-lumba hidung botol berwarna abu-abu yang bervariasi dari abu-abu gelap di bagian atas dekat
sirip punggung ke abu-abu muda keputih-putihan di bagian bawah. Corak warna ini membuat mereka sulit dilihat dari atas dan bawah. Lumba-lumba hidung botol dewasa memiliki panjang antara 2 sampai 4
meter dan berat dari 150 sampai 650
kilogram.
Kuda (
Latin:
Equus caballus) adalah salah satu dari sepuluh
spesies modern
mamalia dari
genus Equus. Hewan ini telah lama merupakan salah satu hewan ternak yang penting secara ekonomis, dan telah memegang peranan penting dalam pengangkutan orang dan barang selama ribuan tahun. Kuda dapat ditunggangi oleh
manusia dengan menggunakan
sadel dan dapat pula digunakan untuk menarik sesuatu, seperti kendaraan beroda, atau
bajak. Pada beberapa daerah, kuda juga digunakan sebagai sumber
makanan. Walaupun peternakan kuda diperkirakan telah dimulai sejak tahun 4500 SM, bukti-bukti penggunaan kuda untuk keperluan manusia baru ditemukan terjadi sejak
2000 SM.
Elang Laut Punggung Hitam (Thalassarche melanophrys)
Malang benar nasib elang laut punggung hitam. Populasinya terus menyusut karena terjaring secara tak sengaja oleh mata pancing nelayan. Ia pun sering ditemukan mati akibat pemakaian pukat penangkap ikan. Pada tahun 2002 populasinya tinggal 3 juta ekor. Sejak itu, ia mulai masuk dalam kategori hewan yang dilindungi.Elang laut punggung hitam mengandalkan binatang air berkulit keras seperti kepiting dan udang sebagai pengisi perut. Ia juga menyukai ikan dan cumi-cumi. Kalau sedang sulit mencari mangsa, bangkai dan sampah pun disantapnya.
Jalak Bali (Lencopsar rothcshildi)
Jalak Bali termasuk burung yang paling diminati di pasar gelap. Ketiadaannya di alam bebas membuat harga burung yang dikenal dengan nama Bali Starling ini melonjak tinggi. Kabarnya, seekor Jalak Bali dihargai tidak kurang dari Rp. 15 juta. Kendati sudah ada hukum yang menjerat pelaku perburuan Jalak Bali, burung ini tetap saja berada dalam kondisi yang terancam.
Di tahun 2001, menurut laporan access Bali online, hanya ada tujuh ekor burung Jalak Bali yang hidup bebas di Taman Nasional Bali Barat. Sementara itu, 230 ekor lainnya hidup di dalam kandang pembiakan di Amerika Utara. Inggris malah berhasil memelihara 520 ekor Jalak Bali. Tentunya masih banyak tumbuhan dan hewan langka Indonesia yang perlu dilindungi. Jadi, mari kita lestarikan mereka!
sumber: http://www.blogotainmen.com/3-tumbuhan-dan-hewan-langka-dari-indonesia/
Panjang tubuh babirusa sekitar 87 sampai 106
sentimeter. Tinggi babirusa berkisar pada 65-80 sentimeter dan berat tubuhnya bisa mencapai 90
kilogram. Meskipun bersifat penyendiri, pada umumnya mereka hidup berkelompok dengan seekor pejantan yang paling kuat sebagai pemimpinnya.
Binatang yang pemalu ini bisa menjadi buas jika diganggu. Taringnya panjang mencuat ke atas, berguna melindungi matanya dari duri
rotan. Babirusa betina melahirkan satu sampai dua ekor satu kali melahirkan. Masa kehamilannya berkisar antara 125 hingga 150
hari. Bayi babirusa itu akan disusui selama satu
bulan, setelah itu akan mencari makanan sendiri di
hutan bebas. Selama setahun babirusa betina hanya melahirkan satu kali. Usia dewasa seekor babirusa lima hingga 10 bulan, dan dapat bertahan hingga usia 24 tahun.
Mereka sering diburu
penduduk setempat untuk dimangsa atau sengaja dibunuh karena merusak lahan
pertanian dan
perkebunan. Populasi hewan yang juga memangsa larva ini kian sedikit hingga termasuk dalam daftar hewan yang dilindungi. Jumlah mereka diperkirakan tinggal 4000 ekor dan hanya terdapat di Indonesia.
Sejak tahun
1996 hewan ini telah masuk dalam kategori
langka dan
dilindungi oleh
IUCN dan
CITES. Namun masih sering dijumpai perdagangan daging babirusa di daerah
Sulawesi Utara. Karena itu, pusat penelitian dan pengembangan biologi
LIPI bekerja sama dengan
pemerintah daerah setempat beserta
Departemen Kehutanan dan
Universitas Sam Ratulangi mengadakan program perlindungan terhadap hewan langka ini. Perlindungan tersebut meliputi pengawasan habitat babirusa dan membuat taman perlindungan babirusa di atas tanah seluas 800 hektar.
Keterangan tambahan:
Babirusa tergolong
kingdom Animalia, yang artinya Babirusa bersifat :
- Multiselluler
- Eukariotik
- Heterotroph
- Dapat berpindah tempat
Sebagai bagian kingdom Animalia, babirusa tergolong hewan
chordata, atau hewan bersumbu tubuh, tergolong dalam
subfillum vertebrata - hewan bertulang belakang – di mana kembali babirusa ini diklasifikasikan sebagai mammalia.
Kesimpulan:Babirusa merupakan hewan langka yang dilindungi. Termasuk kingdom Animalia, genus Babyrousa, dan spesies babirussa.
Orangutan Kalimantan,
Pongo pygmaeus, adalah spesies
orangutan asli pulau
Kalimantan. Bersama dengan
orangutan Sumatra yang lebih kecil, orangutan Kalimantan masuk kedalam genus
pongo yang dapat ditemui di Asia. Orangutan Kalimantan memiliki lama waktu hidup selama 35 sampai 40 tahun di alam liar, sedangkan di penangkaran dapat mencapai usia 60 tahun.
Orangutan Sumatra (
Pongo abelii) adalah spesies
orangutan terlangka. Orangutan Sumatra hidup dan endemik terhadap
Sumatra, sebuah pulau yang terletak di
Indonesia. Mereka lebih kecil daripada
orangutan Kalimantan. Orangutan Sumatra memiliki tinggi sekitar 4.6 kaki dan berat 200 pon. Betina lebih kecil, dengan tinggi 3 kaki dan berat 100 pon.
Perilaku
Dibandingkan Orangutan Kalimantan, orangutan Sumatra lebih menyukai pakan buah-buahan dan terutama juga serangga.
[2] Buah yang disukai termasuk buah
beringin dan
nangka. Mereka juga makan telur burung dan vertebrata kecil.
[3] Orangutan Sumatra lebih singkat dalam makan di batang dalam suatu pohon.
Orangutan Sumatra liar di rawa Suaq Balimbing diamati menggunakan alat.
[4] Seekor orangutan mematahkan cabang pohon yang panjangnya sekitar satu kaki, menyingkirkan ranting-rantingnya dan mengasah ujungnya. Lalu ia menggunakan batang itu untuk mencungkil lubang pohon untuk mencari rayap. Mereka juga menggunakan batang itu untuk memukul-mukul dinding sarang lebah. Selain itu, orangutan juga menggunakan alat untuk makan buah. Saat buah pohon
Neesia matang, buah itu keras, kulit yang bergerigi melunak hingga ia jatuh terbuka. Di dalamnya ada biji yang disukai orangutan, namun mereka diselimuti rambut yang mirip serat kaca yang sakit bila termakan. Orangutan pemakan
Neesia akan memilih batang lima inci, mengulitinya dan kemudian menghilangkan bulu-bulu itu dengannya. Bila buah itu sudah bersih, kera itu akan makan bijinya menggunakan batang itu atau jemarinya. Meskipun rawa yang serupa ada di Kalimantan, orangutan Kalimantan liar belum dilihat menggunakan alat macam ini.
NHNZ memfilemkan orangutan Sumatra untuk acaranya
Wild Asia: In the Realm of the Red Ape; acara itu mempertunjukkan salah satu orangutan menggunakan peralatan sederhana, ranting, untuk menjangkau makanan dari tempat yang sulit. Ada juga serangkaian gambar seekor binatang menggunakan daun besar sebagai payung saat terjadi hujan badai tropis
Orangutan Sumatra juga lebih suka diam di pohon daripada sepupunya dari Kalimantan; hal ini mungkin karena adanya pemangsa seperti
harimau Sumatra. Mereka bergerak dari pohon ke pohon bergelantungan menggunakan lengannya.
Daur hidup
Orangutan Sumatra lebih sosial daripada orangutan Kalimantan. Orangutan-orangutan ini berkumpul untuk makan sejumlah besar buah di pohon beringin. Akan tetapi, orangutan jantan dewasa umumnya menghindari kontak dengan jantan dewasa lain. Pemerkosaan umum terjadi diantara orangutan. Jantan sub-dewasa akan mencoba kawin dengan betina manapun, meskipun mungkin mereka gagal menghamilinya karena betina dewasa dengan mudah menolaknya. Orangutan betina dewasa lebih memilih kawin dengan jantan dewasa
Rerata jangka waktu kelahiran orangutan Sumatra lebih lama daripada orangutan Kalimantan dan merupakan rerata jangka waktu terlama diantara
kera besar. Orangutan Sumatra melahirkan saat mereka berumur sekitar 15 tahun. Bayi orangutan akan dekat dengan induknya hingga tiga tahun. Bahkan setelah itu, anaknya masih akan berhubungan dengan induknya. Kedua spesies orangutan mungkin hidup beberapa dekade; perkiraan panjang umurnya dapat melebihi 50 tahun. Rata-rata perkembangbiakan pertama
P. abelii adalah sekitar 12,3 tahun tanpa ada tanda
menopause.
[2]
Burung Rangkong atau Enggang
Indonesia merupakan negara yang paling banyak memiliki jenis burung Rangkong. Dari 57 spesies burung Rangkong yang terdapat di seluruh dunia, 14 diantaranya terdapat di Indonesia. Keanekaragaman burung Rangkong itu makin terasa lantaran tiga jenis diantaranya merupakan endemik Indonesia yang tidak terdapat di negara lain.
Burung Rangkong dikenal juga sebagai Julang, Enggang, dan Kangkareng atau bahasa Inggris disebut Horbbill merupakan nama burung yang tergabung dalam suku Bucerotidae. Burung Rangkong atau Enggang mempunyai ciri khas pada paruhnya yang mempunyai bentuk menyerupai tanduk sapi. Nama ilmiahnya, “Bucerotidae” mempunyai arti “tanduk sapi” dalam bahasa Yunani.
Kenekaragaman Rangkong Di Indonesia
Burung Rangkong atau Enggang (Hornbill) terdiri atas 57 spesies yang tersebar di Asia dan Arika. 14 jenis diantaranya terdapat di Indonesia. Bahkan 3 diantaranya merupakan Rangkong endemik Indonesia.
Ketiga Rangkong atau Enggang endemik Indonesia adalah:
- Rangkong Sulawesi atau Julang Sulawesi Ekor Hitam (Rhyticeros Cassidix); Rangkong ini merupakan satwa endemik pulau Sulawesi dan sekaligus menjadi fauna identitas Sulawesi Selatan). Satwa yang nama ilmiahnya bersinonim dengan Aceros cassidix ini oleh masyarakat setempat disebut juga sebagai Rangkong Buton, Burung Taonn, Burung Alo.
|
Rhyticeros Cassidix |
- Julang Sulawesi Ekor Putih atau Kangkareng Sulawesi (Penelopides exarhatus); Julang Sulawesi Ekor Putih merupakan endemik pulau Sulawesi.
|
Penelopides exarhatus |
- Julang Sumba (Rhyticeros everitti). Julang Sumba merupakan satwa endemik Sumba, Nusa Tenggara Barat. Selain disebut Julang Sumba burung ini juga disebut Goanggali, Nggokgokka, atau Rangkong Sumba.
|
Rhyticeros everitti |
Selain ketiga Rangkong endemik yang terdapat di Sulawesi dan Sumba tersebut masih terdapat jenis-jenis Rangkong lainnya yang tersebar di Papua, Kalimantan, dan Sumatera. Jenis-jenis itu diantaranya:
rangkong
- Kangkareng Perut-putih atau Burung Kelingking (Anthracoceros albirostris)
- Kangkareng Hitam atau Enggang Gatal Birah atau Burung Kekek (Anthracoceros malayanus)
- Enggang Cula atau Rangkong Badak atau Burung Tahun-tahun (Buceros rhinoceros)
- Enggang Papan atau Rangkong Papan (Buceros bicornis)
- Enggang Gading atau Rangkong Gading atau Enggang Terbang Mentua (Rhinoplax vigil)
- Enggang Klihingan atau Enggang Konde atau Julang Jambul Abu-abu atau Burung Arau atau Burung Belukar (Anorrhinus galeritus)
- Enggang Jambul atau Enggang Jambul Putih (Berenicornis comatus)
- Julang Jambul Hitam atau Enggang Berkedut (Aceros corrugatus)
- Julang Emas atau Julang Mas atau Enggang Musim atau Enggang Gunung (Rhyticeros undulatus)
- Rangkong Dompet (Rhyticeros subruficollis)
|
Rhinoplax vigil |
- Rangkong Dompet (Rhyticeros plicatus)
Enggang Gading atau Enggang Terbang Mentua (
Rhinoplax vigil) merupakan satwa yang dijadikan
maskot (fauna identitas) Kalimantan Barat. Sedangkan Rangkong Papan (
Buceros bicornis) merupakan jenis Rangkong yang paling besar yang memiliki panjang tubuh mencapai 160 cm.
|
Buceros bicornis |
Mengenal Burung Rangkong
Secara umum burung Rangkong atau Enggang mempunyai ciri khas berupa paruh yang sangat besar menyerupai tanduk. Di Indonesia, ukuran tubuh Rangkong sekitar 40 – 150 cm, dengan rangkong terberat mencapai 3.6 Kilogram. Umumnya warna bulu Rangkong didominasi oleh warna hitam (bagian badan) dan putih pada bagian ekor. Sedangkan warna bagian leher dan kepala cukup bervariasi.
Ciri khas burung rangkong lainnya adalah suara dari kepakan sayap dan suara “calling”, seperti yang dipunyai Rangkong Gading (Buceros vigil) dengan “calling” seperti orang tertawa terbahak-bahak dan dapat terdengar hingga radius 3 Km.
Burung Rangkong tersebar mulai dari daerah sub-sahara Afrika, India, Asia Tenggara, New Guinea dan Kepulauan Solomon Sebagian besar hidup di hutan hujan tropis. Rangkong banyak ditemukan di daerah hutan dataran rendah dan perbukitan (0 – 1000 m dpl). Makanan Rangkong terutama buah-buahan dan sesekali binatang2 kecil seperti kadal, kelelawar, tikus, ular dan berbagai jenis serangga.
Keanekaragaman burung Rangkong atau Enggang di Indonesia ini merupakan sebuah kebanggaan. Sayangnya makin hari populasi Rangkong di Indonesia makin menurun. Hal ini disebabkan oleh berkurangnya kawasan (habitat) sebagai akibat
deforestasi hutan, berkurangnya makanan dan tempat bersarang, dan perburuan Rangkong.
Klasifikasi Ilmiah: Kerajaan: Animalia; Filum: Chordata; Kelas: Aves; Ordo: Bucerotiformes; Famili: Bucerotidae
Referensi: www.iwf.or.id; rangkongs.co.cc; wikipedia; zipcodezoo.com;